Netizen dan warga Tapanuli Tengah menyuarakan aspirasi mereka agar pembangunan Museum Barus yang mangkrak dapat dilanjutkan dan diselesaikan dengan baik.

Menurut seorang netizen, Museum Barus ini tidak mempunyai masalah serius dalam pembangunanya tinggal adanya 'political will' dari masyaakat, pemda dan perantau.

Berikut tulisan seorang netizen:

Dari etimologi,  konon  meseum berasal dari kata "Museion" yg merupakan tempat tinggal dari para "Muze" yakni kumpulan dari 9 dewi anak" dari ZEUS.  Sehingga museuum dapat diartikan sebagai tempat menyimpan berbagai ilmu pengetahuan dan seni (budaya).
Tahun 2010 yg lalu beberapa orang yg cinta akan Barus dan sejarahnya,  secara bersama" coba mempelopori berdirinya MUSEUM Barus,  jauh sebelum di pstikannya Barus sebagai titik awal pusat persebaran Islam di Nusantara dengan membuat tugu titik nol Islam(di) Nusantara. Oleh Presiden Jokowi.
Sangat disayangkan program museum tersebut menghadapi kendala dimana sejak 2013 pembangunannya terhenti. Hasil penelusuran saya thdp permasalahan tsb adalah masalah manajemen dan pengawasan yg berasal dari dalam(intern yayasan), dimana saat ini orang" yg berperan sdh meninggal (ketua dan sekretaris). Adapun ketua lama ( sebelum pembangunan dilaksanakan)  dianggap sebagai yg bertanggung jawab yakni bpk ST,  saat ini sdg menjalani proses hukum di LP Barus.  Namun kasusnya bukanlah Museum. Masalah  museum sendiri menurut saya sdh tdk ada masalah hukum,  hanya tinggal masalah yayasan yg masa berlakunya sdh habis dan belum diperpanjang. Orang" yayasan yg tersisa saat ini sdh lemah baik jaringan,  ekonomi dan kekuasaan,  sehingga dibutuhkan sumbangan pemikiran dan tenaga. 
Hasil investigasi ringan yg saya lakukan bulan Agustus lalu bahwa,  Semua masyarakat Barus yg saya jumpai(terutama para tokoh masyarakat) mengharapkan Museum ini terwujud. Sebagai salah satu icon Barus. Untuk meneruskannya menurut saya ada 3 opsi: 
1. Yayasan Museum Barus Raya harus dihidupkan kembali (diperpanjang badan hukumnya) secara hukum formal kemudian melanjutkan pembangunan. Namun dari hasil pengamatan saya ini agak sulit karena banyak faktor. 
2. Ada pihak (lembaga) yg rela dan siap menerima estapet pembangunan setelah diserahkan oleh pihak yayasan lama.  dan diketahui oleh Bupati Tapteng.sdh ada beberapa lembaga yg kita ajak diskusi. 
3. Pihak pemkab Tapteng mengambil alih pembangunannya,  atau membangun Museum yg baru. 
INTINYA. Tapteng (Barus)  butuh Museum. 
#mohonrespon dari pencinta kampung halaman terkhusus dari BARUS. 
#angkekbatangtarandam