Beberapa waktu yang lalu, Utusan Khusus PBB untuk Libya Ghassan Salame mengundurkan diri dari posisinya karena alasan kesehatan.

Namun banyak teka-teki di belakang pengunduran dirinya tersebut yang dikaitkan dengan berkurangnya pengaruh LNA Haftar.

Tugas utama Salame adalah mencarikan titik temu antara pemerintahan GNA di Tripoli dan pemberontak LNA di Tobruk.

Namun banyak yang memperkirakan bahwa PBB di Libya tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dan cenderung berpihak kepada LNA yang saat itu kekuasaannya terus melebar.

Kuat dugaan, para pekerja PBB menjadikan Libya sebagai 'sapi perahan' dan menunjukkan keberpihakan kepada yang 'menyogok'.

Walau pada tataran hukum, GNA adalah yang diakui PBB. 

Sesaat GNA meminta dukungan militer dari Turki, keseimbangan kekuatan berubah drastis. Tripoli yang dikepung LNA kembali bisa dibebaskan.

PBB juga pernah dikritik dunia saat menangani konflik Irak dan Kuwait. Saat itu beberapa temuan korupsi dilaporkan melibatkan pejabat PBB khususnya dalam program OIL FOR FOOD untuk mengatasi dampak embargo AS.